Don’t Hex to Vex!

❝ . . . A graveyard is a home. The graveyard has always been a raven, watching me toward my end. While I was thinking of my ending.❞

ᅠᅠᅠThe thought of mum and dad whose bones disintegrated into fragmented memories. And the magic in veins could not save anyone no more, but remained as triumphant legend.ᅠᅠᅠNonetheless, a sudden warm cradle becomes a savior. With the strains of melancholic hue, a woman was born amidst the embers of loss and the ephemeral echoes of a haunting lullaby. She emerged from the ashes of a tragedy that claimed not only her parents but also the very stage upon which her mother's voice, a legacy of resounding enchantment, had once danced with the flames.ᅠᅠᅠHer mother, the mellifluous muse of their bloodline, perished in the belly of an inferno that devoured the very stage upon which her transcendent voice had once fluttered like a phoenix in harmonious flight. The pub, a sacred altar of auditory enchantment, crumbled beneath the merciless tongues of flame, leaving the heiress of that resonant legacy orphaned in the embers of a haunting dirge. The ancestral folklore, however, bore yet another scar. Her grandmama, a masterful potioneer whose elixirs could rival the nectar of sorcery itself, met a grim demise in the frigid clutches of a witch-hunt in the fabled lands of Czech. A misfortune of cosmic irony, for in the arid soil of Czech, the seeds of witch-hunt were seldom sown. The alchemy of her grandmama's prowess failed to shield her from the cruel talons of superstition, rendering her a martyr in a narrative rife with injustice.ᅠᅠᅠIn this lineage, where women were destined for eminence, an inexplicable curse cast its shadow upon their mortal endings. The young orphan, a tender bud of potential, found herself ensnared in the webs of destiny. It was in the unforgiving halls of an orphanage that her frailty met the disdainful gaze of societal arbiters, branding her as an aberration. A peculiar anomaly at an age when innocence should have been her sole companion. Her days at the orphanage were numbered, for in her veins coursed the arcane, and magic clung to her like a clandestine lover. The specter of death beckoned prematurely, and she teetered on the precipice of life before the simulated graves of her parents, reduced to ashes by the merciless pyres that knew no mercy. The frail echoes of her existence found resonance in the silent screams of skeletal remains, for not even bones endured the voracity of the flames.ᅠᅠᅠYet, her anomalous nature bore fruit in a parchment-clad missive, an invitation from the venerable Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry. Now, ensconced in the ivory towers of academia, she stands as a tenacious sentinel, a harbinger of wisdom in the hallowed halls. Yet, the specter of her past lingers, an ever-present refrain in the symphony of her thoughts. The echoes of her journey resonate through the corridors of time, and the woman, despite her triumphs, remains ensnared in the sonorous tendrils of nostalgia and speculation.

How do we recite mediocrity?

Siswa yang sedang mengambil masa cuti tidak berhak mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
Siswa yang terlambat tetap memiliki hak untuk mengikuti pembelajaran. Tanpa membuat gaduh, silakan masuk melalui pintu belakang dan tempati kursi yang masih kosong.
Siswa yang tidak memiliki extraordinary set di minggu ketiga tidak berhak mengikuti kegiatan belajar-mengajar.
Simak dan ikuti pembelajaran dengan saksama.

a. Proporsi alur cerita adalah 90% bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, 10% bahasa asing lain.

b. Utas cerita setidaknya berjumlah tujuh balasan. Setiap balasan mengandung sedikit-dikitnya tujuh kata.

c. Narasi yang mengandung penjelasan materi wajib diparafrase.

d. Segala bentuk out of topic dan crack plot tidak diperkenankan.

e. Pemeriksaan sinyal dilakukan secara in character.

f. Detensi -3SP untuk setiap pelanggaran ketentuan cuitan.

Rekomendasi 1: Setiap pihak yang terlibat dalam pembelajaran memiliki pandangan dengan warnanya sendiri. Gunakan kesempatan ini untuk mencari gradasi yang tepat.

g. Sertakan kode brankas di akhir/awal jawaban/pertanyaan.

h. Ajukan pertanyaan dengan mengutip dialog pengajar atau menuliskannya dalam plot.

i. Apresiasi +5SP untuk setiap pertanyaan/jawaban yang tepat atau berkesan.

Rekomendasi 2: Curiosity killed a cat, satisfaction brought it back.

Kelas dibubarkan apabila Profesor Yara tidak hadir 15 menit dari jadwal kelas. Apresiasi +30SP kepada siswa yang sudah hadir tepat waktu.
Siswa memiliki hak untuk merapal mantra saat keadaan darurat sebagai bentuk pertahanan diri.
Segala aksi di dalam kelas yang melibatkan sihir dan tidak memiliki korelasi dengan pelajaran dilakukan di bawah persetujuan serta pengawasan Profesor Yara.
Murid dilarang mengenakan riasan wajah yang terlalu tebal atau parfum yang terlalu banyak.

What would be the anchor of your existence?

Kelas akan dibuka dengan ice-breaking question dari @CUREtoCURSE. diperbolehkan mengikutsertakan topik pertanyaan dan jawabannya sebagai ide cerita. Sertakan kepala plot saat menjawab. Respons siswa dihitung sebagai presensi.

Akhiri utas dengan keterangan kode brankas dan jumlah cuitan. Cuitan yang tidak berisi narasi tidak perlu dihitung.

Presensi ditutup pukul 23.59 WIB di hari yang sama kelas diadakan.
Bobot apresiasi kehadiran merujuk pada ketentuan ini.

For scholars, duties are lair.

Sertakan data diri berupa username dan kode brankas di dalam dokumen tugas atau susun sebagai keterangan pada bubble chat.
Segala informasi yang bukan berasal dari buah pikiran sendiri wajib dicantumkan sumbernya.
Tugas yang terlambat dikumpulkan tetap mendapat apresiasi dengan bobot yang disesuaikan, kecuali tugas pengganti cuti.
Tugas pengganti cuti hanya dapat diajukan oleh siswa yang mengambil cuti >15 hari.
Bobot apresiasi maksimal tugas pengganti adalah 35G 35SP 13HP.

Questions regarding the class, please head to Sir Renouard as Teaching Assistant.